BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Minggu, 19 Juli 2009

Pengkabelan Pada Jaringan Komputer

Jaringan komputer pada dasarnya adalah jaringan kabel, menghubungkan
satu sisi dengan sisi yang lain, namun bukan berarti kurva tertutup, bisa jadi
merupakan kurva terbuka (dengan terminator diujungnya). Seiring dengan
perkembangan teknologi, penghubung antar komputer pun mengalami
perubahan serupa. Mulai dari teknologi telegraf yang memanfaatkan
gelombang radio hingga teknologi serat optik dan laser menjadi tumpuan
perkembangan jaringan komputer. Hingga sekarang, teknologi jaringan
computer bisa menggunakan teknologi “kelas” museum (seperti 10BASE2
menggunakan kabel coaxial) hingga menggunakan teknologi “langit” (seperti
laser dan serat optik).


Topology Jaringan Komputer dan Pengkabelan
Sering disetiap pembahasan tentang jaringan komputer perlu dibahas tentang
topology computer network pada bagian awalnya? Tentu jawabnya bisa
bermacam macam, namun pada intinya, jaringan komputer adalah jaringan
kabel, dimana bentuk dan fungsi dari jaringan tersebut menentukan pemilihan
jenis kabel, demikian juga sebaliknya, ketersediaan kabel dan harga menjadi
pertimbangan utama untuk membangun sebuah network (baik home network,
SOHO network ataupun network kelas raksasa seperti MAN –metropolitan
area network).
Sebenarnya ada banyak topologi jaringan komputer, namun yang sering
didengar pada umumnya berkisar pada 3 bentuk (topology) jaringan
komputer, yaituRing Topology
Topologi ini memanfaatkan kurva tertutup, artinya informasi dan data serta
traffic disalurkan sedemikian rupa sehingga masing-masing node. Umumnya
fasilitas ini memanfaatkan fiber optic sebagai sarananya (walaupun ada juga
yang menggunakan twisted pair).

Linear Bus Topology
Topologi linear bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada
masa penggunaan kabel Coaxial menjamur. Dengan menggunakan T-
Connector (dengan terminator 50ohm pada ujung network), maka komputer
atau perangkat jaringan lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain. Kesulitan utama dari penggunaan kabel coaxial adalah sulit untuk
mengukur apakah kabel coaxial yang dipergunakan benar-benar matching
atau tidak. Karena kalau tidak sungguh-sungguh diukur secara benar akan
merusak NIC (network interface card) yang dipergunakan dan kinerja jaringan
menjadi terhambat, tidak mencapai kemampuan maksimalnya. Topologi ini
juga sering digunakan pada jaringan dengan basis fiber optic (yang kemudian
digabungkan dengan topologi star untuk menghubungkan dengan client atau
node).

Star Topology
Topologi jaringan ini banyak digunakan di berbagai tempat, karena
kemudahan untuk menambah, mengurangi atau mendeteksi kerusakan
jaringan yang ada. Selain itu, permasalahan panjang kabel yang harus sesuai
(matching) juga tidak menjadi suatu yang penting lagi. Pokoknya asal ada hub
(yang masih beres tentunya) maka bisa terhubunglah beberapa komputer dan
sumber daya jaringan secara mudah. Dengan berbekal crimtool, kabel UTP
(biasanya CAT5) dan connector, seseorang dengan mudah membuat sebuah
sistem jaringan. Tentu ada beberapa kerugian karena panjang kabel (loss
effect) maupun karena hukum konduksi, namun hampir bisa dikatakan semua
itu bisa diabaikan.
Paparan ketiga topologi di atas hanya sebagai sebuah pengantar. Intinya
bahwa sebuah jaringan bisa jadi merupakan kombinasi dari dua atau tiga
topologi di atas. Misalnya saja ada yang menyebut tree topology, dimana sebenarnya topologi ini merupakan gabungan atau kombinasi dari ketiga
topologi yang ada.

Tree Topology
Nampak pada diagram di atas, backbone memanfaatkan linear bus topology,
sedangkan untuk menghubungkan client atau node memanfaatkan star
topology. Jadi bukanlah menjadi suatu hal yang tabu untuk menggabungkan
atau mensinergikan sebuah topologi jaringan dengan topologi jaringan yang
lain.

Jenis Jaringan, Jenis kabel dan Jenis Protocol
yang biasanya digunakanType dan Jenis Kabel
Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda,
oleh karena itu dibuatlah pengenalan tipe kabel. Ada dua jenis kabel yang
dikenal secara umum, yaitu twisted pair (UTP unshielded twisted pair dan
STP shielded twisted pair) dan coaxial cable.
Kategori untuk twisted pair yaitu (hingga saat ini, Oktober 2003), yaitu:
Cable Type Fitur
Type CAT1 UTP Analog (biasanya digunakan di
perangkat telephone pada umumnya
dan pada jalur ISDN –integrated
service digital networks. Juga untuk
menghubungkan modem dengan line
telepon).
Type CAT2 UTP - UTP - up to 1 Mbits
(sering digunakan pada topologi token
ring)
Type CAT3 UTP/STP 16 Mbits data transfer (sering
digunakan pada topologi token ring
atau 10BaseT)
Type CAT 4 UTP, STP 20 Mbits data transfer (biasanya
digunakan pada topologi token ring)
Type CAT 5 UTP, STP – up to 100
MHz
100 Mbits data transfer / 22 db
Type CAT
5enhanced
UTP, STP - up to 100
MHz
1 Gigabit Ethernet up to 100 meters - 4
copper pairs (kedua jenis CAT5 sering
digunakan pada topologi token ring
16Mbps, Ethernet 10Mbps atau pada
FastEthernet 100Mbps)
Type CAT 6 up to 155 MHz or 250
MHz
2,5 Gigabit Ethernet up to 100 meters
or 10 Gbit/s up to 25 meters . 20,2 db
(Gigabit Ethernet)
Type CAT 7 up to 200 MHz or 700
Mhz
Giga-Ethernet / 20.8 db
(Gigabit Ethernet)
Pemberian kategori 1/2/3/4/5/6 merupakan kategori spesifikasi untuk masing-
masing kabel tembaga dan juga untuk jack. Masing-masing merupakan seri
revisi atas kualitas kabel, kualitas pembungkusan kabel (isolator) dan juga
untuk kualitas “belitan” (twist) masing-masing pasang kabel. Selain itu juga
untuk menentukan besaran frekuensi yang bisa lewat pada sarana kabel
tersebut, dan juga kualitas isolatorsehingga bisa mengurangi efek induksi antar kabel (noise bisa ditekan sedemikian rupa).
Perlu diperhatikan juga, spesifikasi antara CAT5 dan CAT5 enchanced
mempunyai standar industri yang sama, namun pada CAT5e sudah
dilengkapi dengan insulator untuk mengurangi efek induksi atau
electromagnetic interference. Kabel CAT5e bisa digunakan untuk
menghubungkan network hingga kecepatan 1Gbps. Sedangkan untuk coaxial
cable, dikenal dua jenis, yaitu thick coaxial cable (mempunyai diameter
lumayan besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).
Thick coaxial cable (Kabel Coaxial “gemuk”)
Kabel coaxial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3
10BASE5, dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan
biasanya diberi warna kuning; kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard
ethernet atau thick Ethernet, atau hanya disingkat ThickNet, atau bahkan
cuman disebut sebagai yellow cable. Kabel Coaxial ini (RG-6) jika digunakan
dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan sebagai berikut:
1Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan
menggunakan terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu
buah resistor 50-ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan
yang lumayan lebar).
2Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau
berupa populated egments.
3Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external
transceiver).
4Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam
hal ini repeaters.
5Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500
meter).
6Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
7Setiap segment harus diberi ground.
8Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke
perangkat (device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter).
9Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).Thin coaxial cable (Kabel Coaxial “Kurus”)
Kabel coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir,
terutama untuk transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar.
Untuk digunakan sebagai perangkat jaringan, kabel coaxial jenis ini harus
memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2, dimana diameter rata-rata berkisar
5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap lainnya. Setiap
perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector. Kabel jenis ini
juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet.
Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika
diimplementasikan dengan Tconnector dan terminator dalam sebuah jaringan,
harus mengikuti aturan sebagai berikut:
1Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
2 Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
3Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan
(devices)
4Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu
tambahan transceiver, kecuali untuk repeater.
5Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment).
6Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.
7Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).
8Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555
meter).
9Setiap segment maksimum mempunyai 30 perangkat terkoneksi.
Istilah Jaringan dan Pengkabelan
Cable Comment
10 Base2 10-Mbps baseband Ethernet specification using
50-ohm thin coaxial cable. 10Base2, which
is part of the IEEE 802.3 specification, has a
distance limit of 606.8 feet - 185 meters - per
segment.
10 Base5 10-Mbps baseband Ethernet specification using
standard (thick) 50-ohm baseband coaxial
cable. 10Base5, which is part of the IEEE 802.3
baseband physical layer specification, has adistance limit of 1640 feet - 500 meters - per
segment.
10BaseF 10-Mbps baseband Ethernet specification that
refers to the 10BaseFB, 10BaseFL, and
10BaseFP standards for Ethernet over fiber-optic
cabling
10BaseFB 10-Mbps baseband Ethernet specification using
fiber-optic cabling. 10BaseFB is part of the
IEEE 10BaseF specification. It is not used to
connect user stations, but instead provides a
synchronous signaling backbone that allows
additional segments and repeaters to be
connected to the network. 10BaseFB segments
can be up to 1.24 miles - 2000 meters - long.
10BaseFL 10-Mbps baseband Ethernet specification using
fiber-optic cabling. 10BaseFL is part of the
IEEE 10BaseF specification and, while able to
interoperate with FOIRL, is designed to
replace the FOIRL specification. 10BaseFL
segments can be up to 3280 feet - 1000 meters -
long if used with FOIRL, and up to 1.24 miles -
2000 meters - if 10BaseFL is used
exclusively.
10BaseFP 10-Mbps fiber-passive baseband Ethernet
specification using fiber-optic cabling. 10BaseFP
is part of the IEEE 10BaseF specification. It
organizes a number of computers into a star
topology without the use of repeaters. 10BaseFP
segments can be up to 1640 feet - 500
meters - long.
10BaseT 10-Mbps baseband Ethernet specification using
two pairs of twisted-pair cabling (Category
3, 4, or 5): one pair for transmitting data and the
other for receiving data. 10BaseT, which is
part of the IEEE 802.3 specification, has a
distance limit of approximately 328 feet -100
meters - per segment
100BaseFX 100-Mbps baseband Fast Ethernet specification
using two strands of multimode fiber-optic
cable per link. To guarantee proper signal timing,
a 100BaseFX link cannot exceed 1312 feet
- 400 meters - in length. Based on the IEEE
802.3 standard
100BaseT 100-Mbps baseband Fast Ethernet specification
using UTP wiring. Like the 10BaseT
technology on which it is based, 100BaseT sends
link pulses over the network segment when
no traffic is present. However, these link pulses
contain more information than those used in
10BaseT. Based on the IEEE 802.3 standard.
100BaseTX 100-Mbps baseband Fast Ethernet specification
using two pairs of either UTP or STP wiring.
The first pair of wires is used to receive data; the second is used to transmit. To guarantee
proper signal timing, a 100BaseTX segment
cannot exceed 328 feet - 100 meters - in length.
Based on the IEEE 802.3 standard
100BaseX 100-Mbps baseband Fast Ethernet specification
that refers to the 100BaseFX and
100BaseTX standards for Fast Ethernet over
fiber-optic cabling. Based on the IEEE 802.3
standard
Disadur dari : http://www.glossary-tech.com/cable.htm
UTP Cable (khususnya CAT5 / CAT5e)
(sumber: http://www.netspec.com/helpdesk/wiredoc.html )
Connector yang bisa digunakan untuk UTP Cable CAT5 adalah RJ-45.
Untuk penggunaan koneksi komputer, dikenal 2 buah tipe penyambungan
kabel UTP ini, yaitu straight cable dan crossover cable. Fungsi masing-
masing jenis koneksi ini berbeda, straight cable digunakan untuk
menghubungkan client ke hub/router, sedangkan crossover cable digunakan
untuk menghubungkan client ke client atau dalam kasus tertentu digunakan
untuk menghubungkan hub ke hub.
STRAIGHT CABLE
Menghubungkan ujung satu dengan ujung lain dengan satu warna, dalam
artian ujung nomor satu merupakan ujung nomor dua di ujung lain. Sebenarnya urutan warna dari masing-masing kabel tidak menjadi masalah,
namun ada standard secara internasional yang digunakan untuk straight
cable ini, yaitu :
Koneksi minimum berdasarkan standar EIA/TIA-568B RJ-45 Wiring Scheme :
Pair#2 is connected to pins 1 and 2 like this:
Pin 1 wire color : white/orange
Pin 2 wire color : orange
Pair#3 is connected to pins 3 and 6 like this:
Pin 3 wire color: white/green White/green
Pin 6 wire color : Green
Sedangkan sisa kabel-nya dihubungkan sebagai berikut:
Pair#1
Pin 4 wire color : blue
Pin 5 wire color : white/blue
Pair#4
Pin 7 wire color : white/brown
Pin 8 wire color : Brown
CROSSOVER CABLE
Dasar Koneksi untuk UTP Crossover Cablepin 1 -> pin 3, pin 2 -> pin 6, pin 3 -> pin 1, and pin 6 -> pin 2.
Pin lainnya dibiarkan tidak terhubung

>

0 komentar: